Tes Sipilis Dapat Menyelamatkan Jutaan Bayi

Melalui sebuah tes yang murah dan mudah, kehidupan jutaan bayi dapat terselamatkan per tahunnya.

Global Congenital Syphilis Partnership (GCSP), suatu kelompok untuk pencegahan penyakit sex menular pada Rabu (29/02), mengatakan bahwa wanita dalam tahap kandungan awal hanya memerlukan biaya sekitar 1 pound atau Rp14 ribu, untuk mengecek apakah terjangkit sipilis atau tidak. Dan mereka yang positif dapat diobati dengan antibiotik penisilin yang murah.

"Pemeriksaan dan perawatan wanita hamil terhadap penyakit sipilis adalah salah satu cara yang berbiaya murah untuk menyelamatkan kehidupan. Teknik baru sangat mudah digunakan dan memberikan hasil dalam 15 menit," kata Peter Piot, kepala GCSP dan direktur London School of Hygiene & Tropical Medicine (LSHTM).

Tambahnya, jika pemeriksaan dilakukan secara rutin dan wanita yang membutuhkan perawatan mendapatkannya sebelum usia kehamilan mencapai 28 minggu, maka, "tidak ada kematian bayi yang disebabkan sipilis. Ya semudah itu."

Peneliti memperkirakan lebih dari 2 juta wanita hamil terinfeksi sipilis setiap tahun dan lebih dari setengahnya menularkannya kepada bayinya yang masih dalam janin.

Menurut World Health Organization (WHO), antara 3 sampai 15 persen wanita dalam masa subur di negara berkembang memiliki penyakit ini.

Jika tidak dirawat semasa kehamilan, sipilis dapat membuat keguguran, kematian bayi saat lahir, kelahiran prematur, atau lahir dengan berat di bawah normal. Di Afrika, sipilis menyebabkan hampir 400 ribu bayi meninggal saat dilahirkan setiap tahunnya.

Sebuah tim peneliti yang diketuai Rosanna Peeling dan David Mabey dari LSHTM yang akan segera mempublikasikan penelitiannya ini mengatakan bahwa mengenalkan tes bertahap untuk meningkatkan kesadaran pemeriksaan sipilis, merupakan layak dan berbiaya rendah.

"Penelitian ini telah menunjukkan bahwa tes sederhana untuk sipilis dapat dengan efektif disebarkan ke seluruh dunia, dari daerah perkotaan di China dan Peru, sampai desa-desa terpencil di Afrika dan bahkan penduduk pribumi yang berada di pedalaman Amazon," jelas Piot.

Kerja sama penanggulangan sipilis, GCSP, mencakup beberapa organisasi kesehatan dunia, diantaranya, Gates Foundation, Save the Children, WHO, US Centers for Disease Control and Prevention dan LSHTM.

Justin Forsyth, ketua eksekutif Save the Children mengatakan, sementara usaha internasional berhasil dalam mengurangi angka kematian anak usia di bawah lima tahun, namun angka tingkat kematian bayi di satu bulan pertama belum berkurang.

Dengan kurang dari tiga tahun lagi untuk mencapai tujuan pengembangan milenium yang ditetapkan pada 2000 lalu oleh komunitas internasional untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi kemiskinan pada 2015, GCSP menginginkan menambahkan sipilis untuk diperangi.

"Gagalnya memastikan wanita hamil diperiksa dan penyediaan perawatan berkala bagi pengidapnya, merupakan kehilangan kesempatan besar untuk menyelamatkan banyak nyawa," tegas Forsyth.

No comments:

Post a Comment