Nyeri di Kemaluan Makin Parah Jika Perempuan Menghindari Seks

Jakarta, Nyeri pada kemaluan wanita ketika berhubungan seksual membuat perempuan enggan bercinta dengan pasangannya. Namun itu bukan berarti perempuan sebaiknya menghindari untuk melakukan aktivitas seks dengan pasangan.

Penelitian menemukan bahwa menghindari aktivitas seksual justru membuat nyeri vagina bertambah parah.

Vulvodynia atau ketidaknyamanan organ kelamin wanita memiliki gejala rasa nyeri seperti terbakar di pintu masuk vagina (vestibulum vulva).

Rasa nyeri ini timbul selama berhubungan seksual atau melakukan kegiatan yang menekan bagian depan alat kelamin. Gangguan ini diderita oleh 12 persen perempuan pada usia pubertas hingga menopause.

Rasa nyeri akibat vulvodynia biasanya menghilang setelah tekanan menghilang. Penyakit ini sampai sekarang masih belum jelas diketahui apa penyebabnya.

Beberapa ahli menduga penyebabnya adalah adanya gangguan saraf. Rasa nyeri kronis dapat mengakibatkan gangguan seksual, tekanan psikologis, dan mengurangi kualitas hidup.

Dalam artikel yang diterbitkan Journal of Sexual Medicine, peneliti menemukan bahwa menghindari hubungan seksual dengan pasangan dapat membuat penyakit bertambah parah.

Penyebabnya adalah kecemasan pada permpuan yang semakin meningkat. Peneliti menyarankan untuk menghindari penetrasi namun berfokus pada bentuk-bentuk kepuasan seksual lain.

"Pasangan yang terlalu khawatir dapat menyebabkan wanita menghindari hubungan seksual atau memperburuk rasa sakitnya karena akan meningkatkan kecemasan, kewaspadaan dan pikiran negatif tentang rasa sakit yang dialami. Pada gilirannya, hal itu justru makin meningkatkan rasa sakit saat berhubungan seksual," kata peneliti, Natalie Rosen dari University of Montreal, sepeti dikutip dari MayoClinic, Selasa (20/3/2012).

Menurut Rosen, laki-laki yang menghindari berhubungan seksual dengan pasangannya yang mengalami PVD akan memperkuat penilaian negatif sang perempuan atas rasa sakitnya. Hal itu dapat meningkatkan rasa sakit saat berhubungan seksual.

Pada banyak kasus, memberikan kasih sayang kepada perempuan yang mengalami PVD justru dapat meningkatkan kepuasan seksual bagi sang perempuan.

Penyebab PVD sampai sekarang masih belum dipahami dengan jelas. Operasi untuk mengatasi penyakit ini juga hanya memiliki peluang sukses sebesar 70 persen. Bahkan, 9 persen wanita kemudian merasa lebih nyeri dibandingkan kondisi awal sebelum menjalani pembedahan. Akhirnya, perawatan yang paling banyak digunakan adalah obat antidepresi dan krim atau gel anestesi.

Penelitian juga menemukan bahwa psikoterapi sangat membantu. Psikoterapi akan diberikan kepada perempuan sendiri atau bersama-sama dengan pasangannya untuk mengatasi menurunnya hasrat seksual sehingga membuat penderita PVD menghindar untuk berhubungan seksual.

"Perempuan yang terlalu sensitif terhadap kondisi penyakitnya ini dan terlalu protektif sampai menghindari berhubungan seksual dengan pasangan justru dapat memperburuk masalahnya," kata psikolog dari Universitas Montreal, Sophie Bergeron.

No comments:

Post a Comment